Bandung, 24 Februari 2025 – Fakultas Industri Kreatif kembali menyelenggarakan pameran kreatif bertajuk “Nyawang Rasa” dengan tema Ciri Sabumi Cara Sadesa. Pameran berlangsung di Gedung Idea Loka Fakultas Industri Kreatif (FIK), 24 – 28 Februari 2025. Pameran ini merupakan aktualisasi hasil dari Program Design Survey yang dilaksanakan di Desa Baros oleh Tim dosen & mahasiswa dari FIK. Program Design Survey merupakan sebuah program yang menerapkan filosofi lokal “nyawang”, yang artinya dengan cara merasakan, memahami, dan membaca lingkungan, rasa-sensasi, perasaan, cita rasa, untuk melahirkan karya kreatif melalui desain berbasis komunitas. Dengan pendekatan Participatory Learning and Action (PLA), mahasiswa dan dosen mengeksplorasi budaya serta potensi lokal untuk pembangunan berkelanjutan sesuai dengan SDGs di wilayah regional.  

Program yang dilaksanakan di Desa Baros ini bertujuan mendorong peserta untuk memahami budaya lokal, mengembangkan kepekaan, merangsang kreativitas, serta meningkatkan keterampilan desain. Dalam program ini, mahasiswa terlibat dengan komunitas lokal dalam mengenali kembali dan mengeksplorasi potensi sumber daya, budaya tradisional, dan lingkungan mereka, sehingga dapat mendukung pengembangan potensi desa. Mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengalaman praktis dalam memahami desain, tetapi juga mempererat hubungan dengan masyarakat lokal. Pendekatan partisipatif berbasis komunitas yang digunakan dalam Nyawang Rasa diharapkan akan mampu menjadi inspirasi bagi inisiatif serupa di masa depan. 

Filosofi “Nyawang Rasa” dipilih menjadi dasar yang  merepresentasikan inti dari dalam perjalanan yang dihadirkan dalam program ini. “Nyawang” berarti menerawang, melihat, meninjau, atau menelaah, mengacu pada semangat untuk memerhatikan, memahami dan menggali makna mendalam dari lingkungan sekitar. “Rasa” memiliki makna yang luas, mencakup pengalaman sensorik, emosi, refleksi, dan hubungan yang dibangun dengan alam, budaya, serta diri sendiri. Nyawang Rasa adalah sebuah filosofi tentang bagaimana pengalaman di Desa Baros dapat menjadi pintu untuk mengenal lingkungan dan diri sendiri melalui harmoni rasa. 

Salah satu pendekatan utama yang digunakan adalah “5 Senses Experience”, yang yang dimaksudkan untuk mengajak peserta merasakan Desa Baros melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, pengecapan, dan peraba. Pendekatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih utuh tentang karakteristik dan potensi desa. 

Disamping acara utama Pameran “Nyawang Rasa”, terdapat rangkaian acara yang dilaksanakan, dimulai dengan Upacara Pembukaan dan pertunjukan Tarawangsa (musik tradisional khas Jawa Barat). Hari ke-2 dilanjutkan acara sharing session dan sosialisasi tentang kopi Baros serta teh herbal yang merupakan produk lokal potensial.  

Direktur Bandung Techno Park yang diwakili oleh Manager Pemasaran, Syahputra, Ph.D. hadir dalam acara pembukaan pameran dalam kapasitas sebagai pengelola Kekayaan Intelektual (KI) di Universitas Telkom. Dari program “Nyawang Rasa” Desa Baros ini, terdapat 2 (dua) produk karya kreatif yang telah memiliki Perlindungan KI, yaitu Ilustrasi Citra Visual Desa Wisata Baros (seni ilustrasi), dan Desa Wisata Baros (Poster).  

 

Penulis: Dilla Agustin Nurul Ashfiya, Editor: Mifta Rahma Sufiana; Foto: Marketing BTP