Deskripsi
Desain karakter dalam perancangan ini berfungsi sebagai elemen utama yang memperkuat narasi visual dan mendukung komunikasi pesan secara emosional. Karakter dipilih berupa tokoh anak laki-laki yang merepresentasikan audiens target, yaitu remaja laki-laki hingga dewasa awal yang mengalami masalah kecemasan. Pemilihan karakter ini bukan sekadar figur visual, melainkan simbol yang dapat membangun kedekatan emosional dengan pengguna buku. Setiap detail visual seperti bentuk tubuh, ekspresi wajah, pose, hingga atribut pendukung memiliki makna naratif yang dirancang untuk menggambarkan perjalanan emosional dari kecemasan menuju pelepasan perasaan. Selain itu, teori komunikasi visual menekankan bahwa desain karakter dapat menjadi media naratif yang kuat karena menyajikan representasi emosional yang dapat dirasakan audiens. Karakter laki-laki yang ditampilkan berperan sebagai teman perjalanan pengguna dalam proses journaling, mendampingi mereka untuk mengenali, meluapkan, dan menutup pengalaman emosional. Dengan demikian, pendekatan ini tidak hanya membangun estetika visual, tetapi juga berfungsi sebagai strategi art therapy yang ramah dan tidak mengintimidasi, sehingga relevan dengan kebutuhan audiens yang sering terpengaruh stigma patriarki terhadap ekspresi emosional.