Deskripsi
Konservasi penyu merupakan upaya penting untuk menjaga kelangsungan hidup spesies yang kini semakin terancam akibat aktivitas manusia, polusi laut, dan perubahan iklim. Faktor utama yang mempengaruhi tingkat keberhasilan penetasan telur penyu adalah suhu dan kelembaban lingkungan sarang. Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan dominasi kelahiran penyu betina, sementara kelembaban yang rendah meningkatkan risiko kegagalan embrio. Oleh karena itu, pemantauan dan pengendalian parameter ini menjadi sangat penting dalam konservasi penyu. Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini dilaksanakan di kawasan Konservasi Penyu Pantai Pelangi, Parangtritis, Kabupaten Bantul, DIY, dengan tujuan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya perlindungan penyu melalui pendekatan edukatif dan teknologi. Melalui penyuluhan, pelatihan, dan demonstrasi, masyarakat diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga suhu dan kelembaban optimal di sarang penyu, serta diperkenalkan pada metode tradisional dan teknologi berbasis Internet of Things (IoT) untuk pemantauan sarang secara real-time. Tahapan kegiatan dilaksanakan secara sistematis mulai dari analisis kebutuhan, desain program, pembuatan modul pelatihan, pelaksanaan pelatihan, hingga evaluasi dan dokumentasi kegiatan. Komponen utama kegiatan mencakup pengenalan modul sensor suhu dan kelembaban, penggunaan perangkat keras berbasis Arduino, serta penyuluhan dampak perubahan iklim terhadap habitat penyu. Selain itu, diseminasi informasi dilakukan melalui media massa, publikasi ilmiah, dan video dokumentasi. Program ini juga melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat lokal sebagai peserta aktif, lembaga konservasi sebagai pendamping teknis, serta institusi pemerintah dan akademik yang mendukung aspek regulasi dan kurikulum edukasi. Sinergi ini bertujuan untuk menciptakan sistem konservasi berkelanjutan berbasis komunitas dan data. Sebagai luaran, kegiatan ini menghasilkan beberapa bentuk publikasi, panduan praktis, serta prototipe perangkat pemantauan suhu dan kelembaban untuk sarang penyu. Kegiatan ini juga membuka peluang keberlanjutan program melalui pengembangan inkubator telur penyu berbasis IoT, yang selaras dengan roadmap abdimas KK CITI dan rencana induk penyuluhan dan pelatihan di lingkungan perguruan tinggi. Secara keseluruhan, program ini tidak hanya berkontribusi pada peningkatan efektivitas konservasi penyu, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat pesisir dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Edukasi berbasis teknologi serta keterlibatan lintas sektor menjadi kunci utama dalam mewujudkan konservasi penyu yang adaptif, terukur, dan berkelanjutan.