Deskripsi
Suta Mandala merupakan motif yang terinspirasi ornamen pedang Tjikeroeh dari desa Cikeruh dan ujung tombak dengan bentuk seperti Tri Tangtu Di Buana yang merupakan salah satu artefak koleksi di Museum Prabu Geusan Ulun. Nama Suta Mandala berasal dari bahasa Sanskerta, Suta berarti benang atau jalinan, sedangkan Mandala bermakna lingkaran, kesatuan, atau pusat harmoni. Filosofi ini menggambarkan sebuah jalinan kesatuan yang melahirkan keteraturan, keseimbangan, dan makna mendalam dalam keindahan. Motif Suta Mandala diwujudkan dengan gaya yang lebih ringan, kontemporer, dan feminin. Modul ini memadukan keanggunan bentuk ornamen senjata tradisional dengan nuansa warna lembut, menghasilkan motif yang tidak hanya estetis, tetapi juga menyimpan nilai budaya. Motif ini terdiri dari tiga modul utama, yaitu sulur, Tri Tangtu Di Buana, dan kerang. Sulur melambangkan kesinambungan, Tri Tangtu Di Buana merepresentasikan konsep unsur kekuasaan dalam kehidupan yang tidak saling mendominasi, sementara kerang berfungsi sebagai ornamen dekoratif yang memperkaya nilai estetika. Komposisi motif dirancang menggunakan prinsip keseimbangan dan proporsi, membentuk visual menyerupai segitiga yang harmonis. Dengan karakternya, Suta Mandala dapat diaplikasikan sebagai elemen dekoratif pada berbagai material seperti kain, kanvas, maupun media lain, melalui teknik bordir, digital print, atau cat, sehingga mampu menjaga keberlanjutan nilai tradisi sekaligus memberi sentuhan modern.